Refly Harun Nilai Pernyataan Prabowo "Tahan Diri Demi Rakyat"; Kontradiktif dengan Putusannya Terjun ke Pemerintahan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Foto: Instagram @prabowo)

Bagikan:

Refly Harun, pakar hukum tata negara, mengomentari pernyataan Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menyampaikan bahwa ia mesti menahan diri demi kepentingan lebih besar di waktu mendatang.

Perasaan heran pun diungkapkan oleh Refly harun. Menurutnya, apa yang dikatakan oleh Prabowo bersifat kontradiktif.

"Kalau pilihannya berada dalam pemerintahan tidak bisa buat apa-apa, kenapa masuk dalam pemerintahan? Kan kalau masuk pemerintahan, tentu diharapkan Prabowo memberikan kontribusi signifikan terhadap perbaikan," ungkap Refly dalam tayangan Youtube Refly Harun, 9 Februari.

Ia mengkritik keputusan Prabowo yang katanya tak bisa berbuat banyak, tapi mengapa justru terjun ke lingkup pemerintahan dengan menjadi Menteri Pertahanan.

Prabowo sebelumnya menyebut dirinya harus lebih banyak menahan diri demi kepentingan yang besar. Namun, Prabowo tidak menyebut apa kepentingan yang dimaksud.

"Kadang-kadang saya juga harus banyak-banyak menahan diri demi kepentingan yang besar, demi kepentingan partai dan seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo dalam tayangan Youtube GerindraTV.

Mengingat jabatan Prabowo yang duduk di bidang pertahanan serta keamanan, Refly menganggap semestinya Prabowo bisa lebih banyak mengintrospeksi kebijakan pemerintah, di mana Prabowo sendiri berada di dalamnya.

Kebijakan Hukum Era Jokowi Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

Sebab, menurut dia, penegakan hukum di pemerintahan Presiden Joko Widodo lebih tajam ke bawah di banding ke atas. Refly lalu menyinggung kasus pidana yang menjerat Muhammad Rizieq Shihab serta mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI).

"Ada kesalahan yang sebenarnya tidak perlu ditahan dan ditangkap, tapi ditahan dan ditangkap. Ya, kita sebutlah kasus Habib Rizieq, kasus Ustaz Maaher yang akhirnya meninggal di penjara. Terakhi,r enam pentolan FPI yang juga ditahan," ucapnya.

Padahal, menurut Refly, polisi bisa saja melakukan diskresi untuk tidak menahan orang-orang yang ia sebutkan. Sebab, mereka bukan tergolong kriminal yang berbahaya seperti koruptor, pembunuh, dan perampok.

"Kalau kriminal betul, seperti koruptor, pembunuh, perampok, wajar harus ditahan. Karena kalau tidak ditahan pasti mereka akan menghilangkan jejaknya, barang bukti," ucapnya.

"Tapi, kalau pelanggaran kerumunan, Petamburan misalnya, tidak mungkin menghilangkan barang bukti karena itu cukup satu kali saja. Tidak mungkin juga lari karena ada penjaminnya, apalagi mengulangi perbuatan pidananya," lanjut dia.

Prabowo Ingin Berkuasa dengan Halal dan Legitimate

Prabowo mengaku Gerindra belum bisa menjadi partai yang berkuasa dengan mutlak. Namun, Prabowo meminta realita yang ada tidak menyurutkan semangat kader Gerindra.

"Kita tetap ingin berkuasa dengan halal, dengan legitimate, dengan konstitusional. Kita ingin berkuasa dengan izin rakyat. kita ingin berkuasa dengan perjuangan yang baik, tapi jangan pernah ragu bahwa kita terus punya keyakinan, bahwa kita mampu memperbaiki bangsa ini," ungkap Prabowo.

 Ikuti terus VOI.